1.
Evolusi
dapat diartikan sebagai perubahan pada makhluk hidup berdasarkan waktu yang
sangat lama, yang mengubah makhluk hidup di bumi dari bentuk sebelumnya menjadi
bentuk yang ada sekrang ini.
2.
Setelah
mempelajari teori evolusi, diharapkan dapat memahami proses terbentuknya
spesies baru, mengetahui siapa pencetus teori evolusi, mengetahui asal-usul
terbentuknya kehidupan, penemuan fosil dan penggunaan Hukum Hardy-Weinberg.
3.
Aristoteles
(384-322 SM) merupakan orang yang pertama kali meletakkan dasar ilmu biologi
pada zaman Yunani. Ia mengemukakan sebuah teori tentang asal muasal makhluk
hidup dari benda mati yang dikenal dengan teori abiogenesis atau generatio
spontanea. Dengan adanya teori tersebut banyak ilmuan yang mengemukakan
pendapat/teorinya tentang awal kehidupan bumi. Seiring berjalannya waktu,
biologi terus berkembang dengan ditemukannya alat-aat yang mendukang ilmu
biologi.
4. Teori yang
pertama muncul adalah abiogenesis, akan tetapi dengan lahirnya teori biogenesis
Louis Pasteur dengan percobaannya telah berhasil menumbangkan paham Abiogenesis
atau generation spontanea dan sekaligus mengukuhkan paham
Biogenesis. Seiring berjalannya waktu banyak teori-teori yang bermunculan
hingga akhirnya ada teori evolusi biologi. Tokoh dari evolusi bilogi salah
satunya adalah Oparin. Menurut
Oparin senyawa kompleks tersebut sangat berlimpah dilautan maupun di permukaan
daratan. Adanya energi yang berlimpah, misalnya sinar Ultraviolet, dalam jangka
waktu yang amat panjang memungkinkan lautan menjadi timbunan senyawa organik
yang merupakan sop purba atau Sop Primordial.
Senyawa kompleks yang tertimbun
membentuk sop purba di lautan tersebut selanjutnya berkembang sehingga memiliki
kemampuan dan sifat sebagai berikut :
A.
memiliki
sejenis membran yang mampu memisahkan ikatan-ikatan kompleks yang terbentuk
dengan molekul-molekul organik yang terdapat disekelilingnya;
B.
memiliki
kemampuan untuk menyerap dan mengeluarkan molekil-molekul dari dan ke
sekelilingnya;
C.
memiliki
kemampuan untuk memanfaatkan molekul-molekul yang diserap sesuai denagn
pola-pola ikatan didalamnya;
D.
mempunyai
kemampuan untuk memisahkan bagian-bagian dari ikatan-ikatannya. Kemampuan
semacam ini oleh para ahli dianggap sebagai kemampuan untuk berkembang biak
yang pertama kali.
Senyawa kompleks dengan sifat-sifat
tersebut diduga sebagai kehidupan yang pertamakali terbentuk. Jadi senyawa
kompleks yang merupakan perkembangan dari sop purba tersebut telah memiliki
sifat-sifat hidup seperti nutrisi, ekskresi, mampu mengadan metabolisme, dan
mempunayi kemampuan memperbanyak diri atau reproduksi.
5.
Diperkirakan
manusia pertama kali turun dibumi pada saat Zaman Kuarter. Zaman Kuarter
terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen.Kala Plistosen mulai sekitar 1,8
juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai
sekarang.Pada Kala Plistosen paling sedikit terjadi 5 kali jaman es (jaman
glasial). Pada jaman glasial sebagian besar Eropa, Amerika utara dan Asia
bagian utara ditutupi es, begitu pula Pegunungan Alpen, Pegunungan Cherpatia
dan Pegunungan Himalaya. Di antara 4 jaman es ini terdapat jaman Intra Glasial,
dimana iklim bumi lebih hangat. Manusia purba jawa (Homo erectus yang dulu
disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern
yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen.
6.
Hipotesis
ini diajukan oleh Lynn Margulis pada tahun 1970 di dalam bukunya The
Origin of Eukaryotic Cells (Asal Usul Sel-Sel Eukariotis). Margulis
menyatakan bahwa sebagai akibat kehidupan berkoloni dan parasit, sel-sel
bakteri berubah menjadi sel-sel tumbuhan dan sel hewan. Kejadian evolusi sel-sel
tumbuhan muncul ketika bakteri fotosintetik dimakan oleh sel bakteri lain.
Bakteri fotosintetik berevolusi di dalam sel inang menjadi kloroplas. Akhirnya,
organel-organel dengan struktur yang sangat rumit seperti inti, badan Golgi,
retikulum endoplasma, dan ribosom berkembang, dengan satu atau lain cara. Maka,
sel tumbuhan pun lahir.
7.
Menurut Campbell dkk (2003),
berdasarkan catatan fosil yang ada, sejarah adaptasi daratan oleh tumbuhan
terdapat empat periode utama evolusi tumbuhan. Periode tersebut merupakan
radiasi adaptif yang mengikuti evolusi struktur bagi peluang kehidupan di
darat. Keempat periode adalah sebagai berikut:
1. Periode pertama, evolusi dihubungkan
dengan asal mula tumbuhan dari nenek moyang akuatik, selama masa Ordovisium
pada zaman Paleozoikum, sekitar 475 juta tahun silam. Adapasi tersebut
memungkinkan tumbuhan yang dikenal sebagai briofita, termasuk lumut. Sebagian
besar briofita tidak memiliki jaringan vaskuler, namun beberapa briofita
memiliki pembuluh pengangkut air.
2. Periode kedua, diversifikasi
tumbuhan vaskuler selama masa Devon awal, sekitar 400 juta tahun silam. Di mana
tumbuhan vaskuler pertama tidak memiliki biji, dan keadaan ini masih ditemukan
pada paku-pakuan.
3. Periode ketiga, dimulai dengan
kemunculan biji, yaitu struktur yang mempercepat kolonisasi daratan dengan cara
melindungi embrio tumbuhan dari kekeringan dan ancaman lainnya. Tumbuhan
vaskuler biji pertama muncul sekitar 360 juta tahun silam, dekat dengan
masa Devon. Tumbuhan berbiji awal, bijinya tidak terbungkus dalam ruang khusus,
seperti pada berbagai jenis gymnospermae termasuk conifer seperti pinus dan
tumbuhan konus.
4. Periode keempat, munculnya tumbuhan berbunga
selama awal masa Krestaseus pada zaman Mesozoikum, sekitar 130 juta tahun
silam. Bunga merupakan struktur reproduksi kompleks yang mengandung biji di
dalam ruang yang terlindungi (ovarium). Mayoritas tumbuhan modern saat ini
menghasilkan bunga atau angiospermae.
DAFTAR
PUSTAKA
a-piece-of-my-dream.blogspot.com
http://annilasyiva.multiply.com/journal/item
rovicky.wordpress.com/2007/02/04/evolusi-1-sejarah-singkat-bumi-dan-kehidupannya
Rachmadiarti, Fida.
dkk. 2007. Biologi Umum. Surabaya :
Unesa University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar